Cara Membuat Blog

Untuk memulai mendaftar blog di blogspot silahkan kunjungi alamat situs  www.blogger.com, setelah itu cari tombol Sign up (daftar) yang ada di pojok kanan atas, seperti gambar di bawah ini :



Setelah tombol sign up diklik, nanti akan muncul aplikasi pendaftaran pembuatan akun gooogle, seperti gambar di bawah ini. Silahkan lengkapi aplikasi tersebut. Gambar di bawah ini merupakan contoh pengisiannya.

Penjelasan pengisian : 

  • Pada bagian Name, Isi nama  depan dan nama belakang kamu.
  • Pada Choose your username,  isi sesuai dengan keinginanmu, username ini nantinya berfungsi sebagai email login untuk akses ke dashboard blogspot kamu dan bisa juga untuk login ke Gmail. (jika username tidak tersedia, tambahka angka atau huruf di belakangnya).
  • Pada Create a Password, isi password kamu (gunakan yang mudah diingat).
  • Pada Confirm your password silahkan isi dengan password yang sama dengan password pada kolom pada create a possword tadi.
  • Pada birth day isi tanggal lahir kamu.
  • Pada Phone, isi dengan nomor ponsel kamu, untuk Curent your email, dikosongkan saja.
  • Pada type the two pieces of text, ketikan dua buah teks kode yang ada di atasnya. Selanjutnya beri tanda centang pada dua kotak kecil di bawahnya, dan yang terakhir Klik pada tombol Next step.



Setelah kamu klik pada tombol next, akan ditampilkan perintah verifikasi akun, silahkan masukan nomor ponsel kamu. Kemudian klik tombool Send Verifikation Code. Nanti kamu akan mendapat sms dari google yang berisi  kode aktifasi.



SMS kode verifikasi dari google ke ponsel kamu akan tampak seperti gambar di bawah ini :




Masukkan kode verikasi sms di atas pada kolom yang tampil, seperti gambar di bawah ini. kemudian klik tombol Verify



Jika langkah sebelumnya berhasil, kamu akan menjumpai halaman seperti gambar di bawah ini. Untuk menambahkan foto silahkan klik add profile photo,  jika ingin langsung ke langkah selanjutnya silahkan klik tombol Next Step.



Selanjutnya akan tampil halaman seperti gambar di bawah ini. Ini merupakan tanda bahwa kamu telah memiliki sebuah akun google  berupa alamat email yang bisa digunakan untuk login ke Gmail.com dan blogger.com, selanjutnya silahkan klik tombol Back to blogger.



Jika melihat halaman seperti gambar di bawah ini abaikan saja, biar lebih cepat dalam membuat blog. Silahkan klik tombol lanjutkan ke blogger. Selanjutnya silahkan klik tombol Back to blogger.




Setelah itu kamu akan masuk ke halaman utama Dashboard blogger. Di dashboard ini kamu bisa membuat blog, menulis posting, mengatur tema dan lain-lain.  Untuk membuat blog pertama kali klik tombol Blog Baru.



Setelah tombol blog baru diklik, akan muncul  jendela pembuatan blog.  Pada bagian Judul isi  Judul blog kamu, pada bagian Alamat isi dengana alamat blog yang kamu inginkan. Pada template, pilih salah satu template yang kamu inginkan.  Kemudian klik tombol buat blog.




Setelah langkah-langkah di atas, blog kamu sudah berhasil di buat.  Untuk menulis posting silahkan klik tombol Pensil, sedangkan untuk melihat tampilan blog yang masuk kosong (belum ada artikelnya) silahkan klik tombol lihat blog.




Selamat Mencoba :)
 

Cara Sharing Folder

Buka Control Panel, pilih Network and Internet dan lanjutkan dengan klik Network and Sharing Center.




Klik Change Advanced Sharing Setting dan rubah semua setting agar mengijinkan komputer lain bisa mengakses komputer windows 7 ini. Kalau perlu, jangan gunakan pilihan password protection sharing agar orang yang mengakses komputer anda tidak perlu lagi mengakses menggunakan password (Demi keamanan data-data anda, jangan pernah gunakan pilihan ini pada jaringan publik seperti hotspot di kafe, mall atau wilayah publik yang lain).Setelah itu, klik Save Changes.




Lanjutkan dengan membuat folder yang akan di share dengan komputer lain. Buka windows explorer dan buat folder baru. Klik kanan folder tersebut dan pilih properties. Klik tab Sharing diikuti dengan klik tombol Share.



untuk mengunci folder yang kita sharing (supaya tidak dibuka sama sembarang orang). bisa dilakukan dengan langkah berikut.Klak kanan pada folder yang kita sharing, dan pilih "Compress and Email", kemudian pilih "advenced", klik "save file security" dan "save file streams". kemudian klik "set password".




masuk kan password yang anda inginkan.. lalu klik "Ok".

Selamat Mencoba... :)


 

Cara Mengetahui IP Address

1. Cara Umum dengan menggunakan Command Prompt

    - Klik menu “Start”

    - 
Klik menu "All Programs

    - Klik menu “Accessories”

    - Klik “Command Prompt”

    - Ketikkan “Ipconfig” pada command prompt, lalu tekan “Enter”

    - Lalu anda dapat melihat IP Address anda di bagian “IPv4 Address”


2.   Cara melihat IP Komputer pada Windows 7

    - Masuk ke Menu “Control Panel”

    - Di Control Panel pilih “Network and Internet”

    - Kemudian pilih “Network and Sharing Center”

    - Kemudian klik “Wireless Network Connection” atau “Local Areal Connection”



    - 
Klik “Detail”

    -
 Kemudian anda akan menemukan IP anda di “IPv4 Default Gateway”


Selamat Mencoba :)
 

Cara Meng-Extract File

Caranya sangat mudah. cukup ikuti langkah berikut :

Klik kanan pada file yang diextract. Ikuti contoh seperti gambar berikut ini :



Pilih "Extract Here" jika ingin menyimpan file yang di kompres tersebut didalam folder itu juga.


Pilih "Extract Files" jika ingin menyimpan file yang di kompres tersebut ke dalam folder yang diinginkan. Kemudian Klik “Ok

Pada gambar diatas di berikan contoh penempatan file yang di simpan akan ditempatkan di "D:/My Program/", maka  file-file tersebut akan di Extract ke dalam folder tersebut.


Selamat Mencoba.
J
 

Sejarah Kerajaan Aceh Tamiang


Sejarah Kerajaan Tamiang

POSTED BY SANG PENUNGGU ISTANA DARUDDUNIA ( BANG BAKA ) ON 04:23 
Tamiang pada masa lalu pernah terpecah dua hingga menjadi dua kerajaan yakni Kerajaan Karang dan Kerajaan Benua Tunu. Tapi kedua kerajaan itu tetap tunduk pada negeri Karang. Dalam buku Tamiang Dalam Lintas Sejarah yang dikarang Ir Muntasir Wan Diman secara ringkas disebutkan bahwa Kerajaan Tamiang dijadikan dua kerajaan otonom.

Pada masa pemerintahan Raja Proomsyah yang kimpoi dengan Puteri Mayang Mengurai anak Raja Pendekar Sri Mengkuta tahun 1558 menjadi Raja Islam kedelapan dengan pusat pemerintahan di Desa Menanggini.

Sementara itu Raja Po Geumpa Alamsyah yang kimpoi dengan Puteri Seri Merun juga anak Raja Pendekar Sri Mengkuta memerintah di Negeri Benua sebagai Raja Muda Negeri Simpang Kiri Raja Benua Tunu.

Diuraikan Muntasir bahwa Kerajaan Karang muncul setelah Tan Mudin Syari (Raja Islam Tamiang ke 10) wafat, lalu diganti kemanakannya yang bergelar “Tan Kuala” (Raja Kejuruan Karang I) yaitu putera dari Raja Kejuruan Tamiang Raja Nanjo (Banta Raja Tamiang). Raja Kejuruan Karang Tan Kuala memerintah 1662 -1699 merupakan pengganti turunan Suloh.

Setelah Raja Tan Kuala meninggal dunia digantikan Raja Mercu yang bergelar Raja Kejuruan Mercu yang merupakan Raja Kejuruan Karang II. Pusat pemerintahan Raja Kejuruan Karang II di Pente Tinjo. Raja Kejuruan Karang II berdaulat 1699 - 1753 berlangsung aman dan tenteram.

Penggantinya Raja Kejuruan Banta Muda Tan egia berdaulat 1753 - 1800 merupakan Kerajaan Karang III. Selanjutnya Raja Karang III diganti Raja Sua yang bergelar Raja Kejuruan Sua (Raja Karang IV) memerintah 1800 - 1845 . Raja Sua diganti Raja Achmad Banta dengan gelar Raja Ben Raja Tuanku di Karang sebagai Raja Kejuruan Karang V yang memerintah 1845 - 1896 .

Pada masa raja ini-lah terjadi peperangan Aceh dengan Belanda 1873-1908 dan melalui peperangan itu, Raja Kejuruan Karang V meninggal dunia dalam tawanan Belanda.

Penggantinya adalah anak dia sendiri bernama Raja Muhammad bergelar Raja Silang sebagai Raja Kejuruan Karang ke VI. Raja Silang memerintah setelah lepas dari tawanan Belanda sejak tahun 1901 - 1925. Setelah Raja Silang meninggal dunia dimakamkan di belakang Masjid Desa Tanjung Karang. Makamnya saat ini dari pantauan Serambi terawat bersih dan sudah dipugar pihak Dinas Kebudayaan Provinsi NAD setahun lalu.

Pengganti Raja Silang adalah Tengku Muhammad Arifin sebagai Raja Kejuruan Karang ke VII yang merupakan Raja Kejuruan Karang terakhir memerintah tahun 1925 - 1946. Pada masa pemerintahan Tengku Muhammad Arifin dia membangun Istana Karang yang saat ini dikuasai pihak Pertamina Rantau karena sebelumnya keluarga Raja Kejuruan Karang telah menjualnya kepada seorang pengusaha yang bernama Azis.Tapi sekitar tahun 1999 terjadi bencana alam menyemburnya gas panas akibat dari pengeboran gas yang dilakukan pihak Pertamina.

Pemilik istana Azis disebut-sebut meminta ganti rugi kepada Pertamina.Karena sudah diganti rugi oleh pihak Pertamina sehingga istana tersebut dikuasai Pertamina. Belakangan kabarnya istana itu telah dihibahkan Pertamina kepada Pemkab Aceh Tamiang. Karenanya sekarang istana tersebut dijadikan Kantor Perpustakaan dan Arsip Pemkab Aceh Tamiang sebagian dan sebagian lagi dijadikan Kantor Penghubung Kodim 0104 Aceh Timur. Sementara halaman istana tersebut saat ini selalu dibuat acara seremonial keramaian masyarakat.Jika melewati Aceh Tamiang, istana tersebut bisa dilihat karena letaknya persis sekitar 30 meter dari jalan Negara Medan - Banda Aceh yang masuk wilayah Desa Tanjung Karang Kecamatan Karang Baru.

Kini turunan Tengku Muhamad Arifin salah seorangnya yang masih hidup adalah H Helmi Mahera Almoejahid anggota DPD/MPR-RI yang berkantor di Gedung MPR-RI Jakarta. Ibundanya Hj Tengku Mariani adalah putri Tengku Muhammad Arifin Raja Kejuruan Karang VII. Tengku Hj Mariani dipersunting sebagai isteri salah seorang pelaku sejarah Aceh pada zaman DI/TII yang bernama Tgk H Amir Husin Almoejahid (kedua ibunda dan ayahanda H Helmi Mahera Almoejahid ) telah meninggal dunia dan saat ini H Helmi berdomisili di Istana Kecil Kerajaan Karang VII bersama keluarga dan turunan Raja Kejuruan Karang.

Lintas sejarah mengenai Raja Karang berakhir sampai dengan Tengku Muhammad Arifin yang menyisakan sebuah istana yang kini tak jelas siapa pemiliknya. Sebab meskipun kabarnya sudah dihibahkan Pertamina, tapi berita acara serah terimanya tidak ada di daftar kepemilikan asset Pemkab Aceh Tamiang. Karena itu bukti sejarah tentang istana Raja Silang harus segera ditelusuri pihak Pemkab Aceh Tamiang.

Kemudian lintasan Kerajaan Benua Tunu diceritakan dalam buku yang sama di karang Ir Muntasir Wan Diman bahwa pada saat Raja Benua dikuasai Raja Muda Po Gempa Alamsyah sebagai Raja Benua Tunu yang pertama yang diberi gelar Raja Muda Negeri Sungai Kiri Benua Tunu I yang memerintah 1558 - 1588. Setelah wafat Raja Muda Po Gempa Alamsyah berturut-turut akhirnya hingga Raja Benua Tunu III yang dikenal Raja Muda Po Perum sebagai Raje Benua Tunu terakhir yang berdaulat 1629 - 1669. Setelah Raja Benua Tunu III wafat, kekuasaan kembali dipegang Raja Tan Kuala yang berarti Kerajaan Tamiang sudah tidak terpecah kembali.

Belakangan setelah Benua Tunu dikuasai Raja Tan Kuala sekitar tahun 1669 datang-lah Raja Po Nita bersama rombongan yang menggugat tentang silsilah bahwa beliau adalah keturunan Raja Muda Sedia (Raja Islam Tamiang yang pertama) dengan bukti menunjukkan surat dan sislsilah yang lengkap.Akibatnya terjadi perang saudara antara rakyat Tanjong Karang dengan yang mengakui Raja Tan Kuala sebagai Raja Tamiang dan rakyat di Benua Tunu mendukung Raja Penita ( Po Nita) sebagai Raja Tamiang, sehingga perang saudara pecah dan banyak memakan korban jiwa.

Kelanjutan dari kekuasaan antara Raja Tan Kuala dengan Raja Penita berakhir dengan campur tangannya Sultan Aceh yang pada saat itu dipimpin seorang ratu yang bernama Ratu Kemalat Syah.Hasil dari intervensi ratu tersebut diputuskan negeri Tamiang dipecah menjadi dua daerah lagi. Raja Tan Kuala sebagai raja yang berkuasa di daerah Sungai Simpang Kanan dan Raja Penita berkuasa di wilayah Sungai Simpang Kiri.

Banyak peristiwa lanjutan dari kedua kerajaan tersebut hingga masa penjajahan Belanda sampai merdeka. Belakangan Negeri Tamiang menjadi bagian dari Wilayah Aceh Timur yang berstatus Pembantu Bupati Wilayah III yang pusat pemerintahannya Kota Kuala Simpang.Selanjutnya 11 Maret 2002 Wilayah Tamiang disyahkan DPR-RI menjadi Kabupaten Aceh Tamiang melalui UU NO 4 Tahun 2002 tentang pemekaran Kabupaten Aceh Tamiang.
 

Wisata Aceh

Wisata Aceh Besar Terkenal Dengan Situs Wisata Sejarah

Kabupaten Aceh Besar dulunya merupakan pusat Kerajaan Aceh Darussalam yang memiliki kawasan yang sangat luas yang beribukotakan Banda Aceh, maka Aceh Besar juga disebut dengan Aceh Rayeuk atau kawasan inti yang dijadikan sebagai pusat dari pemerintah Kerajaan Aceh. Pada tahun 1970 terjadi pemekaran wilayah, Banda Aceh menjadi kotamadya dan ibukota Aceh Besar berpintah ke Jantho yang berada di lembah gunung Seulawah. Aceh Besar dalam peradabannya banyak meninggalkan objek bersejarah yang kemudian menjadi situs wisata Sejarah dalam sejarah Aceh. Tidak hanya itu saja wisata Aceh Besar juga memiliki objek-objek wisata lainnya yang telah menjadi tujuan pariwisata Aceh yang sangat populer, seperti wisata pantai dan wisata budaya. Wisata Aceh Besar terkenal dengan situs wisata sejarah, antara lain sebagai berikut:

Mercusuar William Toren

Menara mercusuar William Toren ini adalah sebuah peninggalan pemerintahan kolonial Belanda yang dibangun pada tahun 1875. Diberi nama William Toren sebagai penghormatan bagi raja Belanda, William III. Menara setinggi 40 meter ini dipancangkan di atas bukit di desa Ujung Puneu, pulau Breueh. Belanda membangun 3 menara identik di lokasi yang berbeda, yakni Pulau Aceh, Belanda dan Karibia. Saat ini tiga staff Departemen Perhubungan Laut Divisi Navigasi menjaga operasionalnya. Dari atas mercusuar ini kita dapat menyaksikan pulau-pulau yang dimiliki negara lain seperti misalnya pulau Benggala yang merupakan pulau karang yang berukuran 600 meter persegi. Pemerintah Indonesia dan India menjadikan pulau ini sebagai counting point untuk batas territorial.

Perpustakaan Kuno Tanoh Abee

Perpustakaan kuno Tanoh Abee terletak di Kecamatan Seulimum yaitu sekitar 45 Km dari Banda Aceh. Dalam perpustakaan ini berisi berbagai macam manuskrip yang telah berusia ratusan tahun, antara lain, kitap-kitap tentang fiqh, sejarah, dan budaya serta adat istiadat.

Benteng Indra Patra

Di pantai Ujong Batee, Gampong Ladong, kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar pernah berdiri kerajaan Hindu pertama di Aceh yaitu Kerajaan Lamuri pada masa pra Islam di Aceh sekitar abad ke 7 Masehi. Peninggalan Kerajaan ini yang masih kokoh berdiri meski telah dihantam tsunami adalah benteng Indra Patra. Untuk menuju ke benteng ini harus menempuh perjalanan sekitar 19 km dari kota Banda Aceh melalui jalan ke Pelabuhan Laksamana Malahayati Aceh Besar atau ke Krueng Raya. Benteng ini dulunya dipakai untuk menahan gempuran pasukan perang Portugis dan musuh-musuh lainnya dari selat Malaka, juga digunakan untuk peribadatan umat hindu pada masa itu.
Benteng Indra Patra ini memiliki struktur pertahanan yang sangat kokoh, terlihat dari dinding benteng yang tebal serta tinggi dan beberapa lubang yang digunakan sebagai tempat mengintai serta memiliki tempat untuk meriam dan tempat penyimpanan senjata atau amunisi perang. Di dalam benteng juga didirikan kubah khas hindu yang dibawahnya terdapat sumur air bersih digunakan untuk keperluan peribadatan dan juga untuk keperluan sehari-hari. Maka tidak heran jika Benteng Indra Patra, Peninggalan Kerajaan Hindu di Aceh ini juga digunakan pada masa Kerajaan Iskandar Muda sebagai benteng pertahanan dari gempuran Belanda dengan dipimpin oleh Laksamana Malahayati. Justru kemudian benteng ini terkenal dengan bentengnya Laksamana Malahayati, seorang panglima perang wanita yang sangat disegani di dunia. Simbol-simbol kehinduan tidak dihancurkan oleh Kerajaan Sultan Iskandar Muda (Kerajaan Aceh Darussalam) tapi tetap dibiarkan sebagai situs sejarah.
Namun, ternyata obyek wisata Benteng Indra Patra ini juga pernah digunakan oleh Sultan Iskandar Muda sebagai benteng pertahanan dengan dipimpin oleh Laksamana Malahayati yang merupakan laksamana wanita pertama di dunia yang sangat disegani. Benteng ini digunakan untuk menahan serangan meriam yang dilancarkan oleh bangsa Portugis yang ingin menduduki tanah Aceh. Dengan umurnya yang sangat tua dan juga nilai sejarah yang tinggi, maka obyek wisata Benteng Indra Patra ini sangat layak untuk dijadikan lokasi tujuan wisata sejarah anda selanjutnya.
Benteng ini pada beberapa waktu lalu sempat direnovasi dan menutupi lubang-lubang yang digunakan sebagai celah pengintaian atau celah untuk menembak musuh. Benteng Indra Patra, Peninggalan Kerajaan Hindu di Aceh ini tetap menjadi saksi bisu adat istiadat di Aceh dan heroisme perjuangan sang Srikandi Aceh Laksamana Malahayati. Selain dari benteng ini, bukti sejarah Kerajaan Lamuri masih gamang meski akhir-akhir ini beberapa nisan dari raja-rajanya telah ditemukan dipedalaman Aceh Besar.  

Makam Laksamana Malahayati

Makam Laksamana Malahayati pemimpin pasukan Inong Balee ini terletak di perbukitan Desa Lamreh Krueng Raya, yang berjarak 33 km dari Banda Aceh.

Benteng Iskandar Muda

Benteng Iskandar Muda yaitu benteng Kerajaan Islam yang termasyur di dunia ini terletak di daerah Desa Beurandeh (Krueng Raya) Kecamatan Mesjid Raya yang berjarak 31 km dari Banda Aceh.

Rumah Cut Nyak Dhien

Rumah Cut Nyak Dhien Pahlawan Nasional wanita yang cukup tersohor ini terletak di Desa Lampisang yang berjarak 4 km dari Banda Aceh.

Wisata Aceh Besar terkenal dengan situs wisata sejarah ini telah menjadi situs sejarah Aceh dan telah mendapat perlindungan dari pemerintah Indonesia dan pemerintah Aceh sebagai cagar budaya dan aset wisata Aceh. Masih banyak lagi situs-situs bersejarah yang berada di Aceh besar dan akan diungkapkan di artikel yang lain. Informasi ini bersumber pada situs resmi pemkab Aceh Besar.
 

Sejarah Aceh

Sejarah Aceh

Pada zaman kekuasaan zaman Sultan Iskandar Muda Meukuta Perkasa Alam, Aceh merupakan negeri yang amat kaya dan makmur. Menurut seorang penjelajah asal Perancis yang tiba pada masa kejayaan Aceh di zaman tersebut, kekuasaan Aceh mencapai pesisir barat Minangkabau. Kekuasaan Aceh pula meliputi hingga Perak. Kesultanan Aceh telah menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan di dunia Barat pada abad ke-16, termasuk Inggris, Ottoman, dan Belanda.
Kesultanan Aceh terlibat perebutan kekuasaan yang berkepanjangan sejak awal abad ke-16, pertama dengan Portugal, lalu sejak abad ke-18 dengan Britania Raya (Inggris) dan Belanda. Pada akhir abad ke-18, Aceh terpaksa menyerahkan wilayahnya di Kedah dan Pulau Pinang di Semenanjung Melayu kepada Britania Raya.
Pada tahun 1824, Persetujuan Britania-Belanda ditandatangani, di mana Britania menyerahkan wilayahnya di Sumatra kepada Belanda. Pihak Britania mengklaim bahwa Aceh adalah koloni mereka, meskipun hal ini tidak benar. Pada tahun 1871, Britania membiarkan Belanda untuk menjajah Aceh, kemungkinan untuk mencegah Perancis dari mendapatkan kekuasaan di kawasan tersebut.
Kesultanan Aceh
Kesultanan Aceh merupakan kelanjutan dari Kesultanan Samudera Pasai yang hancur pada abad ke-14. Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatera dengan ibu kota Kutaraja (Banda Aceh). Dalam sejarahnya yang panjang itu (1496 – 1903), Aceh telah mengukir masa lampaunya dengan begitu megah dan menakjubkan, terutama karena kemampuannya dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, komitmennya dalam menentang imperialisme bangsa Eropa, sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, hingga kemampuannya dalam menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain. Sultan Aceh merupakan penguasa/raja dari Kesultanan Aceh, tidak hanya sultan, di Aceh juga terdapat sultanah (sultan perempuan).
Gelar-Gelar yang Digunakan dalam Kerajaan Aceh
* Tengku
* Tuanku
* Pocut
* Teuku
* Laksamana
* Uleebalang
* Cut
* Panglima Sagoe
* Meurah
Segala Hal Tentang Kerajaan Aceh
* Dalam
* Istana Darut Donya
* Cap Sikureung (cap sembilan)
* Meuligoe
* Gajah Putih
* Pasukan Gajah
Perang Aceh
Perang Aceh dimulai sejak Belanda menyatakan perang terhadap Aceh pada 26 Maret 1873 setelah melakukan beberapa ancaman diplomatik, namun tidak berhasil merebut wilayah yang besar. Perang kembali berkobar pada tahun 1883, namun lagi-lagi gagal, dan pada 1892 dan 1893, pihak Belanda menganggap bahwa mereka telah gagal merebut Aceh.
Dr. Snouck Hurgronje, seorang ahli Islam dari Universitas Leiden yang telah berhasil mendapatkan kepercayaan dari banyak pemimpin Aceh, kemudian memberikan saran kepada Belanda agar serangan mereka diarahkan kepada para ulama, bukan kepada sultan. Saran ini ternyata berhasil. Pada tahun 1898, J.B. van Heutsz dinyatakan sebagai gubernur Aceh, dan bersama letnannya, Hendricus Colijn, merebut sebagian besar Aceh.
Sultan M. Dawud akhirnya meyerahkan diri kepada Belanda pada tahun 1903 setelah dua istrinya, anak serta ibundanya terlebih dahulu ditangkap oleh Belanda. Kesultanan Aceh akhirnya jatuh seluruhnya pada tahun 1904. Saat itu, hampir seluruh Aceh telah direbut Belanda.
Bangkitnya nasionalisme
Sementara pada masa kekuasaan Belanda, bangsa Aceh mulai mengadakan kerjasama dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia dan terlibat dalam berbagai gerakan nasionalis dan politik. Aceh kian hari kian terlibat dalam gerakan nasionalis Indonesia. Saat Volksraad (parlemen) dibentuk, Teuku Nyak Arif terpilih sebagai wakil pertama dari Aceh. (Nyak Arif lalu dilantik sebagai gubernur Aceh oleh gubernur Sumatra pertama, Moehammad Hasan).
Saat Jepang mulai mengobarkan perang untuk mengusir kolonialis Eropa dari Asia, tokoh-tokoh pejuang Aceh mengirim utusan ke pemimpin perang Jepang untuk membantu usaha mengusir Belanda dari Aceh. Negosiasi dimulai di tahun 1940. Setelah beberapa rencana pendaratan dibatalkan, akhirnya pada 9 Februari 1942 kekuatan militer Jepang mendarat di wilayah Ujong Batee, Aceh Besar. Kedatangan mereka disambut oleh tokoh-tokoh pejuang Aceh dan masyarakat umum. Masuknya Jepang ke Aceh membuat Belanda terusir secara permanen dari tanah Aceh.
Awalnya Jepang bersikap baik dan hormat kepada masyarakat dan tokoh-tokoh Aceh, dan menghormati kepercayaan dan adat istiadat Aceh yang bernafaskan Islam. Rakyat pun tidak segan untuk membantu dan ikut serta dalam program-program pembangunan Jepang. Namun ketika keadaan sudah membaik, pelecehan terhadap masyarakat Aceh khususnya kaum perempuan mulai dilakukan oleh personil tentara Jepang. Rakyat Aceh yang beragama Islam pun mulai diperintahkan untuk membungkuk ke arah matahari terbit di waktu pagi, sebuah perilaku yang sangat bertentangan dengan akidah Islam. Karena itu pecahlah perlawanan rakyat Aceh terhadap Jepang di seluruh daerah Aceh. contoh yang paling terkenal adalah perlawanan yang dipimpin oleh Teungku Abdul Jalil, seorang ulama dari daerah Bayu, dekat Lhokseumawe.
Masa Republik Indonesia
Sejak tahun 1976, organisasi pembebasan bernama Gerakan Aceh Merdeka (GAM) telah berusaha untuk memisahkan Aceh dari Indonesia melalui upaya militer. Pada 15 Agustus 2005, GAM dan pemerintah Indonesia akhirnya menandatangani persetujuan damai sehingga mengakhiri konflik antara kedua pihak yang telah berlangsung selama hampir 30 tahun.
Pada 26 Desember 2004, sebuah gempa bumi besar menyebabkan tsunami yang melanda sebagian besar pesisir barat Aceh, termasuk Banda Aceh, dan menyebabkan kematian ratusan ribu jiwa.
Pasca Gempa dan Tsunami 2004, yaitu pada 2005, Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka sepakat mengakhiri konflik di Aceh. Perjanjian ini ditandatangani di Finlandia, dengan peran besar daripada mantan petinggi Finlandia, Marti Ahtisaari.